Dok JMF/ Ketua tim pemenangan Paslon bupati dan wakil bupati Jayapura nomor urut 4 JMW-DM Sem Gombo di dampingi sekretaris timses Jayapura Emas bersama sejumlah kepala suku, ketika melakukan konfrensi pers.
Sentani, Jurnalmamberamofoja.com — Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jayapura Yohannis Manangsang Wally-Daniel Mebri, Sem Gombo, menegaskan bahwa calon Bupati Jayapura, Yohannis Manangsang Wally, tidak pernah melakukan tindakan rasis dalam pertanyaannya kepada calon Bupati nomor urut 2, Yunus Wonda, pada debat publik pertama.
Klarifikasi ini disampaikan dalam konferensi pers di Sekretariat Pemenangan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis, 14 November 2024.
Dalam konferensi pers yang dihadiri Sekretaris I Tim Jayapura Emas, Jefri Lokbere, sejumlah kepala suku dari Lapago, serta konsultan politik Nasaruddin S. L., Sem Gombo mengklarifikasi dugaan rasisme terkait pertanyaan Yohannis Manangsang dalam debat publik yang digelar KPU Jayapura pada 11 November 2024.
Gombo menyebut bahwa video rekaman debat yang menampilkan pertanyaan Manangsang telah dipotong dan disalahartikan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kami ingin menegaskan bahwa pertanyaan Cabup Yohannis Manangsang Wally dalam debat tersebut adalah pertanyaan yang wajar dan tidak mengandung unsur SARA,” tegas Gombo.
Ia menyatakan bahwa video yang tersebar telah dipotong-potong sehingga menimbulkan kesan yang salah di masyarakat.
Sem Gombo juga menekankan pentingnya menjaga suasana damai menjelang Pilkada Serentak di Kabupaten Jayapura, dengan harapan proses pemilihan berjalan tertib dan aman.
Menurutnya, tuduhan rasisme yang dihubungkan dengan pernyataan Manangsang hanya upaya provokatif dari pihak yang ingin mengganggu stabilitas pilkada.
“Cabup Yohannis Manangsang dalam pertanyaannya hanya menyampaikan situasi yang dialami masyarakat Lapago terkait kesulitan ekonomi dan kesehatan,” ujar Gombo.
Ia menambahkan bahwa masyarakat sering mengeluhkan beban hidup saat datang untuk berobat ke Manangsang yang merupakan dokter.
Menurutnya, kata-kata seperti “beban hidup” atau “tantangan ekonomi” adalah ungkapan umum yang tidak memiliki maksud diskriminatif.
Kondisi Masyarakat Lapago di Jayapura:
Gombo menjelaskan, rata-rata masyarakat Lapago yang tinggal di Jayapura bekerja sebagai petani atau pedagang kecil.
Mereka harus menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk harus menanggung biaya hidup keluarga besar yang kerap tinggal bersama.
“Kami hanya ingin mengungkapkan kenyataan hidup yang dialami masyarakat Lapago di Jayapura, bukan menyudutkan pihak mana pun,” ungkapnya.
Gombo dan perwakilan kepala suku dari Lapago mendukung penuh pertanyaan yang diajukan Manangsang, karena menurut mereka itu mencerminkan kondisi nyata masyarakat Lapago di Jayapura.
“Kami yakin tidak ada unsur rasisme di sana. Semua itu merupakan pandangan yang ingin menyuarakan tantangan yang kami hadapi,” tambahnya.
Melalui konferensi pers ini, Tim Pemenangan Jayapura Emas berharap tuduhan rasisme dapat segera diklarifikasi dan tidak dijadikan isu provokatif.
Mereka menegaskan bahwa video yang dipotong tidak mencerminkan konteks sebenarnya dari pertanyaan Manangsang dan mendesak semua pihak untuk tidak memperkeruh suasana demi terciptanya Pilkada yang aman di Kabupaten Jayapura. (Fan)