Dok ist/ Yohannis Manangsang Wally cabup nomor urut 4 bupati Jayapura
Sentani, jurnalmamberamofoja.com – Debat publik kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Jayapura 2024 kembali digelar oleh KPU Kabupaten Jayapura pada Senin, 18 November 2024, di Gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH), Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Debat bertema “Tata Kelola Pemerintahan dan Sinergitas Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Bingkai NKRI” ini menjadi momentum bagi para paslon, termasuk pasangan nomor urut 4, Yohannis Manangsang Wally-Daniel Mebri, untuk mempertegas visi mereka membawa perubahan bagi Kabupaten Jayapura.
Dalam closing statement-nya, Yohannis Manangsang Wally, yang akrab disapa Dokter John, menekankan pentingnya memilih pemimpin yang mampu menjadi solusi atas permasalahan kompleks yang dihadapi Kabupaten Jayapura, termasuk angka kemiskinan, putus sekolah, dan status daerah tertinggal.
“Pilih Pemimpin yang Mampu Jadi Solusi”
Dokter John menyampaikan bahwa tujuan debat publik adalah memberi masyarakat kesempatan untuk mengenal lebih dekat calon pemimpin yang akan mereka pilih. Ia menegaskan bahwa pemimpin yang ideal adalah sosok yang bisa menjadi sahabat rakyat sekaligus membawa solusi atas persoalan-persoalan mendesak.
“Masyarakat perlu pemimpin yang mampu memahami dan menyelesaikan masalah, mulai dari tingkat ASN hingga masyarakat adat, agama, dan budaya secara keseluruhan. Kompleksitas persoalan di Jayapura tidak bisa diselesaikan dengan cara sederhana, tetapi membutuhkan perenungan, kebijakan, dan keputusan strategis,” ungkap Yohannis.
Sorotan Masalah Pendidikan dan Kemiskinan
Yohannis mengungkapkan keprihatinannya terhadap angka putus sekolah yang terus meningkat di Kabupaten Jayapura. Dari 52.525 anak usia sekolah, sekitar 14.000 di antaranya tidak melanjutkan pendidikan, dan hanya 24% yang berkesempatan masuk perguruan tinggi.
“Ini bukan sekadar data, tetapi potret nyata tantangan kita. Bagaimana kita bisa berbicara tentang pengembangan sumber daya manusia jika angka putus sekolah terus bertambah? Kabupaten ini membutuhkan pemimpin yang berani dan punya solusi konkret,” tegasnya.
Selain masalah pendidikan, Yohannis juga menyoroti angka kemiskinan yang semakin tinggi serta penurunan status Kabupaten Jayapura dari daerah berkembang menjadi daerah tertinggal.
Rencana Strategis 100 Hari Kerja
Yohannis berkomitmen menyelesaikan masalah-masalah mendesak melalui program 100 hari kerja jika terpilih sebagai Bupati Jayapura. Ia menyatakan bahwa pendekatan berbasis kolaborasi dengan seluruh komponen masyarakat adalah kunci keberhasilan.
“Kami akan memprioritaskan langkah-langkah konkret untuk membangkitkan masyarakat yang terpuruk, baik secara ekonomi maupun sosial. Ini bukan soal janji besar, tetapi langkah nyata yang tertuang dalam visi Jalan Menuju Jayapura Emas 2030,” ujarnya.
Beberapa prioritas utama dalam 100 hari kerja meliputi: 1. Penanganan pendidikan, termasuk menekan angka putus sekolah. 2. Pengembangan infrastruktur dasar secara merata. 3. Peningkatan layanan kesehatan masyarakat, baik preventif maupun kuratif. 4. Pemberdayaan ekonomi melalui sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata lokal.
Pendekatan Kesehatan untuk Pemulihan Kabupaten
Sebagai seorang dokter, Yohannis menyampaikan pandangannya bahwa Kabupaten Jayapura memerlukan pendekatan berbasis kesehatan untuk pemulihan sosial.
“Manusia yang sakit, baik fisik maupun mental, membutuhkan pertolongan dulu sebelum melangkah lebih jauh. Program kami berfokus pada penanganan mendasar ini agar masyarakat kembali berdaya,” jelasnya.
Ajak Partisipasi Aktif Masyarakat
Yohannis menegaskan bahwa perubahan hanya bisa terwujud melalui kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Ia mengajak seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Jayapura untuk aktif terlibat dalam pembangunan.
“Kami tidak ingin ada yang hanya menjadi penonton. Semua pihak harus berkontribusi dalam proses ini agar Jayapura bisa bangkit bersama,” pungkasnya.
Paslon nomor urut 4, dengan tagline JOHNDA dan visi besar Jayapura Emas 2030, optimis dapat membawa Kabupaten Jayapura keluar dari keterpurukan dan mencapai kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
(Fan)