Jurnal Mamberamo Foja, Jayapura – Melihat aktifitas pemerintahan kabupaten Mamberamo raya tidak berjalan maksimal, membuat warga memotret suasana depan kantor bupati Mambra dan menandai media sosial Jurnal Mamberamo Foja Rabu (29/5), kemudian menuliskan pesan, “ Dengan alasan apa Pegawai Negeri Sipil tidak masuk kantor? Kantor bupati tutup dan tidak ada aktifitas sehingga ASN harus sadar bahwa gajimu dari negara,” tulis akun fb bernama Acho Zerha itu.
Dalam status itu juga pemilik akun meminta kepada bupati dan wakil bupati tolong tegur jajaran Aparatur Negeri Sipil dibawahnya karena tidak bertugas sebagaimana mestinya, sekalipun kepala daerah tidak ditempat, tetapi para asisten setda juga bagian lain bisa mengambil peran menjalankan roda pemerintahan, tapi faktanya sepih.
“Kenapa bupati dan wakil bupati dinas luar maka kantor jadi tutup. Tolong bupati tegur asisten 1,2 dan 3 serta bagian umum agar mereka ini bisa bertugas, kenapa mereka harus ikutan keluar baru salahkan bupati,” tambah akun tersebut.
Termuat komentar didalam status itu tertera dibawahnya “sistem pemerintahan satu pintu, jadi mau bagaimana lagi, kalau bupati dan wakil bupati hadir baru sekretariat daerah aktif, kalau tidak ya begitulah,” balas status akun windeay fonataba sony.
Akun Acho Zerha terus membalas chatingan dibawahnya,”makan gaji buta, gaji itu negara kasi untuk kerja buat rakyat, tidak alasan bupati dan wakil bupati di kantor dulu,” tulisnya balas.
Dibalas dalam tulisan selanjutnya, “gaji itu biaya negara tidak cukup untuk hidup sehari-hari di kabupaten Mamberamo Raya, maka ada tunjangan tapi lewat APBD untuk ASN, dan itu semua lewat satu pintu yaitu kepala daerah, jadi bagaimana mau hidupkan ASN, apalagi golongan rendah, mulai dari transportasi, makan minum dan lain-lain,” balasan akun Windeay FS.
Diungkapkan pemilik status bahwa “masyarakat yang tidak punya gaji saja masih bisa hidup, kenapa kamu yang punya gaji mengeluh seperti ini,” menutup percakapan singkat kedua akun yang juga menandai jurnal.
Menindaklajuti status ini, redaksi JMF mencoba menghubungi via whatsapp anggota DPRP jalur kursi adat wilayah Mambra “Yotam Bilasi” dijawab bahwa pihaknya turut prihatin juga dengan situasi saat ini di Kaso-Meso (Kasonaweja-Burmeso).
Menurut Yotam bahwa Pemerintah Provinsi harus sikapi ini dengan menujuk karakteker atau penjabat sementara untuk menjalankan roda pemerintahan di Mamberamo Raya.
“Penjabat gubernur harus bijak melihat hal ini dimana bupati sedang mengikuti pilkada di Papua Pegunungan, wakil bupati persiapan untuk ikuti pilkada setempat. Kemudian sekda defenitif menjadi penjabat bupati di kabupaten Mamberamo Tengah, ini membuat kekosongan pimpinan dan berdampak roda pemerintahan sekarang, ungkap Yotam.
Kami sayangkan tindakan ini tapi mau bagaimana, tidak punya kewenangan untuk berbuat banyak sehingga kami harap agar dalam waktu dekat pak Pj Gubernur Papua dapat bijak sikapi hal tersebut.
“Memang biaya hidup yang tinggi, seperti mau menyebrang menggunakan perahu dari Kasonaweja ke Burmeso sudah 50 ribu, kemudian ojek naik ke kantor bupati lagi berapa, ini membuat jajaran ASN lebih memilih tidak berkantor, balas bung YB sapaan akrabnya.
“Saya juga beberapa kali melihat ASN Mambra beraktifitas di Jayapura, ya karena itu pimpinan tidak ditempat membuat jajaran dibawahnya pun ikut meniggalkan tempat tugas,” tambahnya.
Kembali lagi kami harap agar Pemprov Papua dapat meresponi situasi terkait, mungkin penunjukan penjabat Bupati atau Sekda untuk mengkoordinir jajaran pemda supaya kembali berfungsi sebagaimana mestinya. (RH)