Jurnal Mamberamo Foja, Sawai – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mitiwi, yang terletak di Distrik Sawai, ini merupakan satu dari sekian sekolah yang ada Kabupaten Mamberamo Raya.
Sekolah ini memiliki kurang lebih 40 murid, yang sedang menuntut ilmu dan menerima pengajaran oleh 3 orang tenaga guru, 1 Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedang 2 lainnya adalah guru honorer.
SD Mitiwi memiliki 4 ruangan, yang dipakai oleh sekolah untuk belajar maupun aktifitas lainnya. Akan tetapi sangat memprihatinkan ketika melihat kondisi sekolah yang sudah mulai rusak, baik dari atap, dinding hingga bagian lain konstruksi bangunan yang 90 persen materialnya didirikan menggunakan kayu tersebut.
Berdasarkan informasi yang kami Terima dari Desfandi A. Indramarei, S. Pd, kepala sekolah SD Negeri Mitiwi, bahwa pihaknya sangat berharap ada perhatian dari Dinas Pendidikan supaya sedikit merenovasi sejumlah sisi sekolah yang rusak.
“Ruang sekolah sudah tidak layak, atap sudah lama rusak” ungkap Desfandi Indramarei.
Menurut Desfandi bahwa kondisi sekolah yang rusak ini tidak dibiarkan begitu saja, tapi tetap digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar, apalagi saat ini anak anak sedang melaksanakan Ujian Sekolah.
Bisa dilihat dari gambar foto yang dihimpun terkini dari Mitiwi, bahwa tingginya intensitas hujan yang turun belakangan di wilayah Mambra, tidak menyurutkan tekad pihak sekolah dan anak murid untuk putus asa dalam menuntut ilmu.
“Aktifitas belajar tetap dilaksanakan, meski hanya menggunakan ruangan seadanya” tutur kepala sekolah.
Meskipun aktivitas belajar hanya menggunakan 2 ruangan, tetap dilaksanakan, hanya saja kepala sekolah dan masyarakat setempat memohon perhatian dari pemerintah kabupaten Mamberamo raya, atau mungkin Pemeritah provinsi Papua, maupun para donatur lainnya, jika berkenaan memperbaiki gedung sekolah sebisanya, sekalipun terbatas tapi bisa digunakan untuk belajar.
“Harapan saya kepala sekolah maupun masyarakat agar pemerintah lewat dinas terkait bisa bangun gedung sekolah baru” tutup Indramarei lewat pesan singkatnya.
Untuk diketahui bahwa perkembangan pendidikan di Mamberamo raya ini sangat memperihatinkan, dimana terdapat gedung sekolah yang baik tapi tidak ada tenaga pengajar.
Ada juga sekolah dengan para guru yang mau mengajar tapi ruangan belajar rusak. Tetapi ada juga kampung-kampung yang tidak memiliki sekolah sehingga anak-anak harus keluar jauh dari kampung untuk ke sekolah, baik di ibukota kabupaten, maupun ibukota distrik dimana biasanya terbangun sejumlah sarana prasarana pendidikan.
Bahkan tidak sedikit anak-anak putus sekolah, yang harus membantu orang tua mencari nafkah untuk keluarga karena berbagai keterbatasan akses. (RH)