Renaldy Tokoro : Hanya Tunjukan Spanduk ke Jokowi, Saya di Amankan

Spread the love

 

Jurnal Mamberamo Foja, Sentani – Renaldy David Tokoro selaku Ketua Nasional Paralimpik Comite (NPC) Kabupaten Jayapura sempat diamankan dan dilarang membentangkan spanduk oleh pihak kepolisian saat Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) tiba di Kabupaten Jayapura, Papua pada Senin, 22 Juli 2024 sore.

Renaldy David Tokoro yang juga Ketua Komunitas Atlet Disabilitas Papua berencana menyampaikan keluh kesah nasib komunitasnya itu ke Jokowi yang melintas dipinggir Jalan Raya Sentani, Hawaii, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Namun, upaya itu tak berhasil.

Spanduk yang memuat tulisan Komunitas Atlet Disabilitas Papua, “Bapak Presiden Tolong!!, Kami Minta Waktu 10 Menit Bertemu dengan Bapak”, tak sempat diperlihatkan kepada Jokowi yang melintas dipinggir jalan Raya Sentani, Hawaii, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura untuk menuju Kota Jayapura. Aksinya terdeteksi oleh aparat kepolisian dan ia sempat dibawa ke Polsek Sentani Kota.

Renaldy David Tokoro menjelaskan, bahwa kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) inikan tidak selalu datang, walaupun ini kunjungan yang kesekian kalinya dari Presiden Jokowi ke Papua.

“Jokowi sering datang kesini, jadi ada hal-hal di daerah yang bisa kita bilang sebagai aspirasi. Karena beliau (Jokowi) mampu dan bisa dukung agar Papua ini bisa sama dengan daerah di Indonesia lainnya. Yakni, seperti kepada saudara-saudara kita di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi atau adapun juga yang ada di Sumatera. Jadi, itu hanya bentuk apresiasi yang kita ingin ketemu dengan pak Jokowi,” ucap pria yang akrab disapa RDT ini ketika dikonfirmasi wartawan usai dipulangkan oleh pihak kepolisian, Senin, 22 Juli 2024 malam.

“Kami hanya ingin memberikan apresiasi dan juga sampaikan aspirasi kepada pak Presiden Ir. Joko Widodo. Dan, saya sebagai ketua komunitas atlet disabilitas Papua ingin memberikan apresiasi, karena bapa presiden sudah bangun Papua,” ujarnya menambahkan.

Di dalam 10 menit seperti yang tertulis di pamplet itu, Renaldy Tokoro sapaan akrabnya itu menyampaikan, bahwa pihaknya mau memberikan apresiasi dan juga menyampaikan aspirasi terkait persoalan tentang bagaimana daerah bisa mendukung ada akses di semua tempat untuk disabilitas.

“Entah itu di perkantoran atau rumah dinas itu harus ada akses untuk disabilitas, terus juga ada perhatian khusus bagi disabilitas. Jadi, itu hal-hal yang ingin kita bicarakan dengan bapa presiden. Walaupun itu tidak bisa di bantu oleh daerah, karena keterbatasan anggaran atau keterbatasan kebijakan, tetapi pak presiden sebagai kepala negara dan juga pembina disabilitas republik indonesia,” bebernya.

“Beliau bisa membantu mendukung dalam hal-hal yang seperti itu, jadi kami hanya minta sepuluh menit saja. Kami tidak mengganggu, kami juga berdiri di bahu jalan yang sama-sama berdiri dengan anak-anak sekolah, kemudian kami tidak mengganggu dengan cara ingin melakukan aksi demo dan kami ini sama-sama berdiri dengan anak-anak sekolah yang lagi ramai-ramai berdiri untuk menyambut bapa presiden Jokowi. Kami tidak mengganggu arus lalu lintas dan juga perjalanan bapak presiden menuju Kota Jayapura,”.

“Jika presiden lewat dan melihat kami lalu berhenti, ya Puji Tuhan bagi kami. Tetapi, pak presiden tetap lewat dan abaikan kami itupun juga tidak menjadi soal bagi kami. Jadi, saya juga memang rasa keberatan dengan tindakan yang di ambil oleh saudara-saudara saya dan saya juga sangat kenal mereka dengan baik, yaitu aparat kepolisian yang ada di Polres Jayapura,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan, saat hendak diamankan tadi sore (kemarin) juga ada yang sempat mendorong dirinya dengan cara paksa, untuk masuk ke dalam mobil dan menarik saya secara paksa. “Sementara saya sendiri ini menggunakan tongkat dan saya sangat kecewa dengan perlakuan seperti itu. Tetapi, yang penting dari pada ini adalah saya tetap mendukung sebagai ketua lembaga organisasi yang mewadahi disabilitas di tanah Papua, terlebih atlit dan juga mewadahi Nasional Paralimpic Comite (NPC) Kabupaten Jayapura,” paparnya.

“Saya anggap polisi adalah mitra saya, jadi mereka adalah saudara-saudara saya yang sama sama mendukung agar pembangunan bisa berjalan dengan baik. Tetapi, kalau bisa jangan buat keras-keras kepada kami yang berketerbatasan ini. Karena kami tidak bisa melawan pihak kepolisian yang fisiknya bagus dan mempunyai senjata,” tegasnya.

“Kita ini tidak ada apa-apanya, apalagi mau berkelahi juga kami tidak bisa. Oleh karena itu, saya juga menghormati karena ini aturan atau protap yang ada di kepolisian terkait kunjungan bapak presiden ke Papua, dan sekali lagi saya hormati itu,” tambahnya.

Namun, kata Renaldy Tokoro, pihaknya tidak punya akses lain, untuk bertemu Presiden Jokowi, selain pihaknya yang hanya bisa menyampaikan aspirasinya dengan cara membentangkan pamflet atau spanduk, yang di pajang atau dipegang di pinggir jalan.

(CAPTION FOTO): Ketua NPC Kabupaten Jayapura yang juga Ketua Komunitas Atlet Disabilitas Papua, Renaldy David Tokoro ketika memberikan keterangan pers usai dipulangkan oleh aparat kepolisian, Senin, (22/7) malam di Kota Sentani.

“Saya tidak punya jalan keluar atau solusi lain untuk pergi ketemu dengan bapak presiden Jokowi yang datang untuk terakhir kalinya ke Papua. Ini saja yang dapat saya sampaikan, bahwa saya percaya komunikasi akan terus ada dan saya berharap agar bapak Presiden RI bisa memperhatikan apa yang kami sampaikan. Kalau niat itu ada dan saya berharap sekali bisa kita ketemu dengan pak Jokowi. Namun kita tidak punya akses, sehingga mungkin itu cara terbaik bagi kami dengan memajang pamflet di pinggir jalan saat pak presiden melintas,” katanya.

“Supaya bapak presiden bisa lihat kami saat bentangkan spanduk, tapi kalau besok kami tidak punya rencana lain. Namun kami berharap bapak presiden dan Paspampres atau mentri-mentri yang mengikuti perkembangan di media bisa juga menyampaikan langsung kepada pak presiden.

Termasuk saudara-saudara saya jurnalis, baik yang ada di tanah Papua maupun yang ada di luar Papua ataupun juga pemerhati disabilitas yang ada di seluruh Indonesia yang bisa menyampaikan atau punya akses ke presiden bisa sampaikan informasi ini,” cetusnya.

“Ada kerinduan besar dari disabilitas di tanah Papua untuk berjumpa dengan bapak presiden Jokowi dan kami minta waktu hanya 10 menit saja untuk bertemu,” tukas Renaldy Tokoro. (Fan)

admin web

Related Posts

Kominfo Kabupaten Jayapura Raih Penghargaan Atas Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tepat.

Spread the love

Spread the loveDok ist/ Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura Gustaf Griapon foto bersama seusai Terima Penghargaan Penggunaan bahasa indonesia yang benar oleh Balai bahasa Papua Jurnal Mamberamo Foja, Sentani –…

Semuel Siriwa Serukan Pilkada 2024 Tanpa Isu SARA, Saat Buka Sosialisasi Bersama FKUB

Spread the love

Spread the love(CAPTION FOTO): Pj Bupati Jayapura, Semuel Siriwa, memberikan sambutan pada pembukaan Sosialisasi FKUB “Menjaga Stabilitas dan Silaturahmi Antar Umat Beragama Menuju Pilkada Damai” yang diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Kominfo Kabupaten Jayapura Raih Penghargaan Atas Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tepat.

Kominfo Kabupaten Jayapura Raih Penghargaan Atas Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tepat.

Kampanye Terbatas di Pantai Timur, Paslon 02 Dengar Aspirasi Masyarakat Dua Kampung

Kampanye Terbatas di Pantai Timur, Paslon 02 Dengar Aspirasi Masyarakat Dua Kampung

Semuel Siriwa Serukan Pilkada 2024 Tanpa Isu SARA, Saat Buka Sosialisasi Bersama FKUB

Semuel Siriwa Serukan Pilkada 2024 Tanpa Isu SARA, Saat Buka Sosialisasi Bersama FKUB

Kampanye di Sabron Sari, Paslon 04 JODA Berkomitmen Perbaiki Ekonomi Rakyat

Kampanye di Sabron Sari, Paslon 04 JODA Berkomitmen Perbaiki Ekonomi Rakyat

3 Ondoafi Besar Dukung Yanni – Jemmi di Pilkada Sarmi

3 Ondoafi Besar Dukung Yanni – Jemmi di Pilkada Sarmi

Peringati Hari Batik Nasional, Amelia Ibo Toam Ajak Masyarakat Bangga Pakai Batik Papua

Peringati Hari Batik Nasional, Amelia Ibo Toam Ajak Masyarakat Bangga Pakai Batik Papua